Jumat, 26 Desember 2008

Kajian Ulum al-Qur'an

Tafsir Saintifik Isyarat-isyarat Ilmiah dalam Al-Qur'an;
Seputar Sejarah dan Konsep Tafsir IlmiSejatinya, tujuan utama setiap usaha menafsirkan Al-Qur'an, sejak dahulu hingga kini, adalah menjelaskan kehendak Allah swt dan operasionalisasi kehendak itu di bidang akidah dan hukum-hukum syar'i yang dikandungnya, serta nilai-nilai etis dan keadaban yang dibawa oleh Al-Qur'an untuk perbaikan dan pembersihan jiwa manusia. Di era puncak keemasan peradaban Islam, ilmu-ilmu bahasa, filsafat dan sains telah dikodifikasi. Begitu juga dengan mazhab-mazhab fikih dan aliran kalam. Perkembangan yang sangat maju dirasakan juga di bidang penerjemahan karya-karya klasik dari peradaban pra-Islam seperti Yunani, Persia, dan India. Pada fase peradaban inilah, muncul pelbagai metode dan aliran tafsir Al-Qur'an. Selain ditemukan corak-corak tafsir yang berorientasi seperti: fiqhi, kalami, balaghi, dan isyari/shufi, bahkan falsafi, maka ditemukan pula metode tafsir 'ilmi yang berorientasi pada pemanfaatan hasil temuan di bidang sains untuk membuktikan berbagai kebenaran fakta ilmiah yang pernah disebutkan oleh Al-Qur'an. Tokoh-tokoh seperti Abu Hamid al-Ghazali (450-505 H), Fakhr al-Din al-Razi (w 606 H), Ibnu Abi al-Fadl al-Mursi (570-655 H) adalah representasi pemikir muslim klasik yang menandakan gelombang pertama berupa isyarat keharusan menafsirkan Al-Qur'an dengan bantuan penemuan sains di zamannya. Tesis penafsiran sains juga diperkuat dalam literatur 'Ulum Al-Qur'an, terutama dua karya "babon" yang fenomenal yaitu 'al-Burhan fi 'Ulum al-Qur'an' yang disusun oleh Badr al-Din al-Zarkasyi (w 794 H) dan 'al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an' yang ditulis oleh Jalal al-Din al-Suyuthi (w 911 H).Maksud dari pada sains di sini adalah ilmu-ilmu pengetahuan tentang alam semesta seperti: ilmu teknik, astronomi, matematika, biologi, kimia, ekonomi-sosial, flora-fauna, geologi dan lain sebagainya.Ada beberapa definisi yang diberikan beberapa pakar tentang tafsir ilmi/saintifik ini, diantaranya:1) Definisi yang diajukan oleh Prof. Amin al-Khuli adalah: "Tafsir yang memaksakan istilah-istilah keilmuan kontemporer atas redaksi Al-Qur'an, dan berusaha menyimpulkan berbagai ilmu dan pandangan-pandangan filosofis dari redaksi Al-Qur'an itu." (Manahij Tajdid: 287 dan al-Tafsir wa al-Mufassirun, III/140)2) Definisi yang diajukan oleh Dr. 'Abdul Majid 'Abdul Muhtasib adalah: "Tafsir yang mensubordinasikan redaksi Al-Qur'an ke bawah teori dan istilah-istilah sains-keilmuan dengan mengerahkan segala daya untuk menyimpulkan pelbagai masalah keilmuan dan pandangan filosofis dari redaksi Al-Qur'an itu." (Ittijahat al-Tafsir fi al-'Ashr al-Hadits: 247)Kedua definisi diatas tampak mirip, dan dapat kita berikan catatan dalam dua hal yaitu: yang pertama, kedua definisi tersebut mendiskreditkan model tafsir saintifik, sebab memberi kesan bagi orang awam yang membaca definisi itu bahwa corak tafsir itu agar dihindari karena dinilai telah "menundukkan redaksi Al-Qur'an" ke dalam teori-teori sains yang kerap berubah-ubah. Lagi pula sosok Amin Khuli dan Abdul Muhtasib ini dikenal berada di barisan ulama yang kontra dan tak merestui corak tafsir ini. Kedua, definisi tersebut tak mampu menggambarkan konsep yang sebenarnya diinginkan para pendukung tafsir ilmi. Para pendukungnya tak pernah berkeinginan untuk memaksakan istilah-istilah keilmuan modern kepada redaksi Al-Qur'an, atau menundukkan redaksi Al-Qur'an itu kepada teori-teori sains yang selalu berubah. Apa yang dimaksudkan para ulama pendukung corak tafsir ini adalah berupaya menjelaskan salah satu aspek kemukjizatan Al-Qur'an agar mudah difahami oleh manusia modern, terlebih di saat rasa dan cita kebahasaan Arab sudah sangat melemah, di kalangan orang Arab sekalipun. Apalagi kini, ilmu dan sains telah menyerbu seluruh sendi kehidupan umat manusia.Oleh sebab itu kiranya, definisi yang lebih tepat untuk corak tafsir ilmi dan sesuai dengan realitas di lapangan adalah: "Tafsir yang berbicara tentang istilah-istilah sains yang terdapat dalam Al-Qur'an dan berusaha sungguh-sungguh untuk menyimpulkan pelbagai ilmu dan pandangan filosofis dari istilah-istilah Al-Qur'an itu." (al-Ta'bir al-Fanni fi al-Qur'an: 125) Atau definisi lain yang boleh kita kemukakan di sini adalah: "Tafsir yang diupayakan oleh penafsirnya untuk: 1) Memahami redaksi-redaksi Al-Qur'an dalam sinaran kepastian yang dihasilkan oleh sains modern, dan 2) Menyingkap rahasia kemukjizatannya dari sisi bahwa Al-Qur'an telah memuat informasi-informasi sains yang amat dalam dan belum dikenal oleh manusia pada masa turunnya Al-Qur'an, sehingga ini menunjukkan bukti lain akan kebenaran fakta bahwa Al-Qur'an itu bukan karangan manusia, namun ia bersumber dari Allah swt, pencipta dan pemilik alam semesta ini."
Urgensitas Tafsir Saintifik Al-Qur'an untuk DakwahTak diragukan lagi bahwa Allah swt telah menjabarkan petunjuk-Nya, pelabagai ilmu pengetahuan, dan hakikat-hakikat tentang alam semesta di dalam Al-Qur'an yang akan menjamin kemaslahatan umat manusia dan mampu mensejahterakan mereka jika mau konsisten untuk menjalankan ajaran-Nya. Setiap generasi yang datang silih berganti tentu saja berusaha mengambil format petunjuk Allah untuk kehidupan ini apa saja yang cocok dan sesuai dengan masanya, dan tingkat pencapaian ilmu pengetahuan.Petunjuk Al-Qur'an pasti berlaku universal dan komprehensif untuk semua manusia di setiap zaman dan tempat. Oleh sebab itu, penjelasan format petunjuk ilahi dengan metode yang menarik hati dan memotivasi nalar manusia untuk merenungi kebenarannya, serta usaha mendekatkan prinsip-prinsip ajaran Islam kepada jiwa manusia dan terbebas dari kontaminasi superstisi dan legenda, tentu adalah media yang efektif untuk menyampaikan risalah Islam. (Al-Qur'an: Hidayatuh wa I'jazuh: 152-153) Al-Qur'an mengandung prinsip keimanan yang ditegakkan oleh argumentasi tanda-tanda kebesaran Allah yang kawniah baik dalam diri manusia maupun alam semesta. Inilah intisari hidayah Al-Qur'an yang dengannya dan untuknya Al-Qur'an itu diturunkan oleh Allah swt. Di dalam Al-Qur'an tak kurang terdapat 800 ayat-ayat kawniah dalam hitungan Muhammad Ahmad al-Ghamrawi dan menurut Prof. Zaghlul al-Najjar ada 1000 ayat yang tegas (shorih) dan ratusan lainnya yang tidak langsung terkait dengan fenomena alam semesta.Tafsir ilmiah atas ratusan ayat-ayat Al-Qur'an itu dengan bantuan ilmu pengetahuan dan sains modern yang disikapi berbeda-beda oleh para pakar Al-Qur'an. Penyikapan yang berbeda atas upaya ini terutama sekali setelah iptek dan filsafat peradaban lain telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan gerakan kodifikasi ilmu pengetahuan mengalami puncaknya.Pertanyaan seputar hal ini berkisar pada satu masalah yaitu: apakah teks Al-Qur'an mengandung seluruh ilmu pengetahuan seperti filsafat, ilmu terapan, sosiologi, etika religi, ataukah Al-Qur'an itu hanya sebagai kitab petunjuk dan pedoman bagi umat, adapun jika ada isyarat ilmiah yang dikandungnya tak lain adalah untuk direnungi, dipelajari dengan ilmu yang baik dan pembuktian yang jujur? Para pakar Al-Qur'an berbeda pandangan menyikapi pertanyaan mendasar tadi. Kelompok pertama, percaya dan berusaha menafsirkan istilah keilmuan dalam Al-Qur'an berikut redaksinya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan kontemporer. Kelompok kedua, menolak kecenderungan pertama dengan membedakan secara tegas mana yang menjadi hakikat keagamaan yang menjadi inti Al-Qur'an dan mana yang merupakan konklusi ilmiah dan sebatas produk inovasi dan penelaahan akal manusia yang terbatas. (Ittijahat al-Tafsir fi Mishr fi al-'Ashr al-Hadits: 371)Banyak ayat Al-Qur'an yang berisikan isyarat ilmiah. Dengan penafsiran ayat-ayat tersebut secara saintifik akan memudahkan penyebaran dakwah di abad modern. Dengan tafsir ilmiah ini kita akan terjaga dari kesalahan penyebutan informasi tentang beberapa fenomena alam dalam Al-Qur'an. Beberapa kitab tafsir bil ma'tsur misalnya menyatakan bahwa 'Ra'd' adalah nama malaikat yang menggiring awan, suara yang dikeluarkan ra'd adalah suara tasbihnya, sementara 'Baraq' adalah dampak dari cemeti yang dipakai ra'd untuk menggiring awan. Bumi adalah dataran yang berada di atas punggung 'Hut' (ikan paus). Dan banyak contoh tafsir-tafsir yang usang dan ketinggalan zaman, karena semata mengandalkan periwayatan dan tidak mengaitkannya dengan fakta ilmiah modern. Tentu saja ketika seorang da'i di masyarakat negara maju ditanya tentang hal semacam ini lalu memberikan jawaban sesuai penafsiran ulama klasik maka akan menjadi bahan tertawaan dan cemoohan serta merugikan citra Islam yang berwatak ilmiah dan progresif.
Kontribusi Prof. Zaghlul al-Najjar di Bidang Tafsir Saintifik Al-Qur'anProf. Dr. Zaghlul al-Najjar yang bernama lengkap Zaghlul Raghib Muhammad an-Najjar adalah seorang pakar geologi asal Mesir yang lahir pada tanggal 17 November 1933 di salah satu desa di Provinsi al-Gharbiyyah (Thanta). Beliau lahir dari keluarga muslim yang taat. Kakeknya adalah seorang imam tetap di masjid kampungnya. Ayahnya adalah seorang penghafal Al-Qur'an. Ia sendiri telah mengkhatamkan hafalan Al-Qur'annya sebelum genap berusia 9 tahun. Pada usia 9 tahun bersama ayahnya, Zaghlul cilik hijrah ke Kairo dan masuk sekolah dasar. Ia belajar di Fakultas Sains Jurusan Geologi, Cairo University dan lulus pada tahun 1955 dengan yudicium 'Summa Cum Laude'. Sebagai lulusan terbaik ia diberikan "Baraka Award" untuk kategori bidang geologi. Ia kemudian meraih gelar Ph.D bidang geologi dari Walles University of England pada tahun 1963. Di tahun 1972 ia dikukuhkan sebagai guru besar, professor geologi. Karir akademiknya tak berhenti di situ, pada tahun 2000-2001 ia dipilih sebagai Rektor Markfield Institute of Higher Education England dan sejak tahun 2001 menjadi Ketua Komisi Kemukjizatan Sains Al-Qur'an dan al-Sunnah di "Supreme Council of Islamic Affairs" Mesir.Prof. Zaghlul berkeyakinan penuh bahwa Al-Qur'an adalah kitab mukjizat dari aspek bahasa dan sastranya, akidah-ibadah-akhlaq (tasyri'), informasi kesejarahannya, dan tak kalah pentingnya adalah dari sudut aspek isyarat ilmiahnya. (Qadliyyat al-I'jaz al-'Ilmiy li al-Qur'an al-Karim wa Dlawabith al-Ta'amul Ma'aha: 41). Dimensi kemukjizatan yang disebut terakhir ini maksudnya adalah keunggulan kitab ini yang memberikan informasi yang menakjubkan dan akurat tentang hakikat alam semesta dan fenomenanya yang mana ilmu terapan belum sampai ke hakikat itu kecuali setelah berabad-abad turunnya Al-Qur'an. Sehingga tidak mungkin bagi orang yang berakal menetapkan sumber hakikat ilmiah itu selain dari pada Allah swt. Hal ini adalah bukti penguat bagi ahli ilmu pengetahuan di zaman ini bahwa Al-Qur'an itu benar-benar firman Allah yang telah menurunkannya kepada Rasul terakhir atas dasar ilmu-Nya dan berfungsi untuk membenarkan Nabi Muhammad saw. (Ibid.: 42) Al-Qur'an yang menantang umat manusia sejak pertama kali diturunkan itu harus berpijak pada dasar yang kokoh, oleh sebab itu menurut Prof. Zaghlul, kita hanya diperkenankan untuk membuktikan kemukjizatan ilmiah Al-Qur'an dengan memanfaatkan fakta dan hukum sains yang tetap saja tak berubah lagi, meski dimungkinkan adanya penambahan dan penguatan hakikat itu di masa mendatang. (Ibid.: 45) Ketentuan ini berlaku umum bagi ayat-ayat kauniyah yang terdapat dalam Al-Qur'an, dengan pengecualian ayat-ayat penciptaan; baik terkait alam semesta, kehidupan, dan manusia. Karena dalam pandangan Prof. Zaghlul, proses "penciptaan" (Creation) adalah bersifat gaib dan absolut karena tak ada seorang manusia pun yang menyaksikan kejadian besar itu, dan karenanya, tak dapat tunduk kepada penglihatan dan indera manusia. Allah swt berfirman: Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong. (al-Kahfi: 51). Meski demikian, Al-Qur'an tetap menyuruh umat manusia untuk merenungi proses penciptaan –yang tak pernah disaksikan oleh manusia- dalam banyak ayat, diantaranya:• Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (al-'Ankabut: 19-20)• Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 190-191)Prof. Zaghlul menilai dalam rangka mengkompromikan konteks dan tujuan ayat-ayat di atas, penciptaan langit dan bumi, kehidupan, juga manusia yang memang terjadi di luar kesadaran manusia yang mutlak. Namun Allah swt menyisakan beberapa bukti di lempengan bumi dan lapisan langit yang dapat membantu manusia untuk menyatakan asumsi proses penciptaan. Akan tetapi asumsi yang bisa diraih ilmuan di bidang ini baru sebatas hipotesa dan teori belaka, dan belum sampai pada tingkatan hakikat/fakta keilmuan. Prof. Zaghlul menilai bahwa ilmu terapan di bidang hakikat penciptaan tak dapat melampaui teorisasi belaka. Varian teori penciptaan ini pun tergantung asumsi dan keyakinan para pencetusnya. Kesimpulan ilmuan yang beriman akan berbeda dengan ilmuan atheis atau yang netral agama. (Ibid.: 46)Pada posisi inilah, bagi ilmuan muslim tersedia cahaya Allah swt yang terdapat dalam ayat Al-Qur'an atau hadis Nabi. Cahaya yang diberikan "gratis" oleh Allah dan Rasul-Nya itu dapat membantu ilmuan muslim untuk mengangkat salah satu teori dan asumsi sains ke tingkat hakikat ilmiah, bukan karena ilmu terapan itu yang menetapkannya, akan tetapi lebih karena terdapat isyarat hakikat ilmiah itu dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Artinya kita telah memenangkan ilmu dengan informasi Al-Qur'an atau Sunnah dan bukan sebaliknya, memenangkan Al-Qur'an dengan bantuan ilmu. Di sinilah letak keunikan dan keistimewaan teori i'jaz yang diajukan Prof. Zaghlul.Dengan kepiawaiannya di bidang tafsir Al-Qur'an berbasis sains, ia rutin menulis artikel tetap di rubrik "Min Asrar al-Qur'an", (Rahasia Kemukjizatan Al-Qur'an) setiap hari senin di Harian Al-Ahram Mesir yang bertiras 3 juta eksemplar setiap harinya. Hingga kini telah dimuat lebih dari 250 artikel tentang kemukjizatan sains dalam Al-Qur'an.
PenutupDemikian sekilas urgensi penafsiran saintifik Al-Qur'an terhadap isyarat-isyarat ilmiah yang terkandung di dalam wahyu Allah swt yang final dan absolut itu. Kajian yang lebih komprehensif tentang hal ini dan kontribusi para ilmuan dan pakar dari berbagai bidang keilmuan amat diperlukan untuk mendakwahkan kebenaran Al-Qur'an. Model tafsir saintifik ini sangat baik untuk dijadikan mata kuliah, tak hanya di jurusan tafsir, namun juga di jurusan dakwah dan falsafah. Tegaknya sebuah "Ilmu Kalam Baru" yang berorientasi positif terhadap kandungan Al-Qur'an sangat dinantikan, karena kita sudah jengah dengan perdebatan-perdebatan ilmu kalam klasik yang kontra produktif bagi perkembangan dakwah Islamiah di zaman modern ini. Wallahu A'lam.(Di sadur dari artikel(kajian) Ust Fahmi Salim MA)

Materi Khutbah

40 tahun Penguasaan Zionis atas Masjid al-Aqsha
Senin, 19/05/2008
الحمد لله له الملك وله الحمد وهو عل كل شيء قدير. الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم ايكم احسن عملا وهو العزيز الغفور. اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له الذى هدانا وانعمنا بالاسلام وامرنا بالجهاد ونور قلوبنا بالكتاب المنير. واشهد ان محمدا عبده ورسوله الذى بلغ الرسالة وادى الامانة ونصح الامة برسالته الخالدة رحمة للعالمين فى ايامنا هذا وفى يومئذ يوم عسير على الكافرين غير يسير. اللهم صل وسلم على هذا النبى الكريم محمد بن عبدالله وعلى اله واصحابه اجمعين.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَءَامِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Ma’asyiral Muslimin!
Baitul Maqdis adalah sebagian dari negara Palestina dan bahkan ia merupakan buah mata dan urat nadinya, ia mempunyai tempat tersendiri dalam hati umat Islam. Allah SWT telah menerangkan sifat negeri ini dengan "keberkatan", Allah SWT mensifatkan Masjidil Aqsa dalam surat al-Isra’ : "Yang kami berkati sekelilingnya" (Al-Isra ':1). Ketika Allah SWT berfirman tentang Kekasih-Nya Ibrahim AS: "Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri yang Kami telah memberkatinya untuk sekalian alam" (Al-Anbiya ': 71) "Dan Kami jadikan di antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman" (QS,Saba': 18) dll.
Negeri-negeri yang diberkati Allah ini ialah Syam dan Palestina. Seorang ulama tafsir, Al-Alusi penulis tafsir Ruhul Ma'ani berkata: "Yang dimaksudkan dengan negeri-negeri yang diberkati dalam ayat di atas adalah negeri Syam karena banyaknya pohon-pohon dan buah-buahannya serta keluasan hidup untuk penduduknya. Berkata Ibnu Abbas: "Ia adalah Baitul Maqdis, dan berkata Ibnu 'Atiyyah: "Sesungguhnya para ahli tafsir berijma' bahwa yang dimaksudkan di situ adalah Baitul Maqdis". Allah berfirman, maksudnya : "Demi (buah) Tin dan (buah (Zaitun) dan demi bukit Sinai dan demi Kota (Makkah) ini yang aman "(QS,At-Tin:1-3). Bahwa yang dimaksudkan dengan Tin dan Zaitun adalah tanah dan bumi yang tumbuh padanya Tin dan Zaitun, yaitu Baitul Maqdis" (Ruhul-Ma'ani, Imam Al-Alusi, 22-129).
Kedudukan Masjid al-Aqsha bagi umat Islam :
1. BAITUL MAQDIS KIBLAT PERTAMA UMAT ISLAMDi Madinah terdapat saksi sejarah yang nyata dan menguatkan peristiwa perpindahan kiblat, yaitu Masjid Qiblatain (Masjid dua kiblat) yang mana di situlah kaum muslimin mendirikan satu solat, setengahnya menghadap ke Baitul Maqdis dan setengahnya lagi menghadap ke Ka'bah di Makkah. Sampai sekarang Masjid ini tetap berdiri dengan beberapa renovasi oleh pemerintah Saudi Arabia. Bagaimana mungkin kita akan melupakan bukti-bukti jelas yang telah diapaparkan dalam al-Qur’an. Tidaklah seorang muslim yang melupakan Baitul Maqdis melainkan mereka yang sudah jauh dari sentuhan-sentuhan ayat al-Qur’an.
Firman Allah swt, artinya:"Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulunya mereka telah berkiblat kepadanya?",Katakanlah "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya kejalan yang lurus... dan Kami tidaklah menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan Allah tidak akan mensia-siakan imanmu" (QS,Al-Baqarah:142-143).
2. BAITUL MAQDIS NEGERI ISRA' DAN MI'RAJAllah telah menjadikan Baitul Maqdis sebagai perhentian terakhir perjalanan Isra' di bumi dan permulaan perjalanan Mi'raj ke langit. Iradah Allah SWT telah menghendaki untuk memulai perjalanan Isra' Nabi Muhammad s.a.w di bumi pada malam yang penuh berkat itu dari Masjidil Haram di Mekah. Allah menghendaki akhir terminal perjalanannya di bumi di Masjidil Aqsa. Hal tersebut bukan sesuatu yang kebetulan atau sia-sia, tetapi ia merupakan peraturan Ilahi dan demi hikmah rabbani, yaitu supaya penutup para Rasul bertemu dengan para Rasul dan Beliau menjadi imam mereka dalam solat. Hal ini merupakan isyarat pemberitahuan tentang pemindahan kepemimpinan agama bagi dunia dari Bani Israel kepada umat yang baru, Rasul yang baru, Kitab yang baru, yaitu umat sedunia, Rasul sedunia dan Kitab sedunia, sebagaimana firman Allah s.w.t:Surat Al-Isra', Artinya :"Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami" (Q S, Al-Isra ': 1).
3. BAITUL MAQDIS KOTA BESAR ISLAM KETIGABaitul Maqdis adalah kota ketiga terbesar dalam Islam, kota terbesar pertama adalah Mekah al-Mukarramah yang dimuliakan Allah dengan Masjidil Haram-Nya; dan kota besar Islam yang kedua adalah Madinah Al-Munawwarah yang dimuliakan Allah dengan adanya Masjid An-Nabawi dan mengandungi makam Rasulullah SAW dan kota terbesar yang ketiga dalam Islam adalah Baitul Maqdis yang dimuliakan Allah dengan Masjidil Aqsa yang diberkati sekelilingnya oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan apa yang disebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al-Khudri, bahwa Nabi SAW bersabda, yang bermaksud:
"Janganlah kamu bersegera untuk mengadakan perjalanan kecuali untuk menuju tiga masjid iaitu Masjidil Haram, Masjidil Aqsa dan Masjidku ini " al-hadis
4. NEGERI PERSIAPAN JIHADBaitul Maqdis bagi kaum Muslimin adalah negeri persediaan dan jihad. Keterangan Al-Qur'an tentang Masjidil Aqsa dan penjelasan hadis tentang fadilah solat di sana adalah merupakan suatu khabar gembira bahwa Baitul Maqdis akan ditakluki oleh Kaum Muslimin karena pada zaman Rasul SAW Baitul Maqdis belum dapat ditakluki oleh kaum Muslimin) dan akan menjadi milik kaum Muslimin. Mereka akan memperbanyakkan pemergian (musafir) ke masjidnya untuk beribadah di sana. Hal ini telah terbukti di mana dahulunya kota ini bernama Eliyah telah dapat ditakluki pada zaman khalifah yang kedua Umar ibnu Al-Khatab. Panglima tentera agungnya yang bernama Sofruniyus mensyaratkan bahwa kunci kota itu tidak akan diserahkan kecuali terus kepada Khalifah itu sendiri dan tidak kepada salah seorang dari panglimanya.
Maasiral Muslimin, Itulah keistimewaan Masjid al-Aqsa
Hari ini tepat 40 tahun masjid al-Aqsha dikuasai oleh Zionis. Kesucian dan kemulian Masjid al-Aqsha yang selama ini dibawah perlindungan umat Islam lenyap karena dicemari oleh tangan-tangan kotor Zionis. Sejak 40 tahun arogansi dan kedengkian Zionis terhadap kota suci tersebut diluahkan dalam bentuk pengotoran masjidnya, pengrusakan bangunannya, penistaan penduduknya terus menerus tanpa pernah berhenti, perampasan tanah-tanah disekitarnya untuk kepentingan zionis. Puluhan terowongan dibangun sambung menyambung untuk ruang kebaktian, musium untuk meletakkan buku-buku kunonya, bahkan ruang-ruang khusus untuk meletakkan peralatan-peralatan Haikal Sulaiman yang khurafat. Semuanya dibangun persis dibawah masjid al-Aqsha. Hingga saat ini proyek penggalian terowongan di bawah masjid tersebut terus dilakukan tanpa berhenti dengan dalih mencari Haikal Sulaiman yang hilang, padahal satu buah pakupun tidak ditemukan sepanjang 40 tahun penggalian di lokasi tersebut.Penjajahan Yahudi atas Baitul Maqdis. Sejak berdirinya Negara Israel sehingga pertempuran tahun 1967 (1948-1967): Pemerintahan Israel terkenal dengan istilah ;Negara dan Terorisme Negara. Pada awalnya setelah mereka berhasil mendirikan negara pada 1948, banyak kalangan yang memperkirakan bahwa Israel akan menghentikan secara bertahap bentuk-bentuk terorismenya. Tetapi ternyata pandangan tersebut meleset, justru pada saat bersamaan muncul empat buah fenomena berikut; 1) Pembentukan pasukan pertahanan Israel dari unsur–unsur organisasi terorisme zionisme seperti Haghana, Balmach, Arghon, Stern dan lain-lain. 2) Para pejabat organisasi-organisasi terorisme tersebut kemudian menduduki berbagai posisi penting di pemerintahan Israel. 3) Pasukan Israel yang baru terbentuk ini, ternyata mempertahankan landasan terorisme sebagai dasar gerakan. 4) Pemerintah Israel tetap melanjutkan kebijakan terorismenya dalam bentuk terorisme negara.
Pada Juni 1967 "Perang Enam Hari" Israel melakukan sebuah operasi yang mirip dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Fasis Jepang pada tanggal 7 Desember 1941 atas Pearl Harbour, yang tanpa sesuatu pernyataan perang menyerang pusat pangkalan Amerika. Setelah tahun 1967 tersebut kaum Zionis menduduki sebuah wilayah yang luasnya tiga kali lebih besar dari pada wilayah yang diberikan pada mereka berdasarkan pembagian yang ditetapkan pada tahun 1947. Salah satu wilayah caplokan barunya adalah Tebing Barat, Jalur Gaza dan Baitul Maqdis yang jatuh pada tanggal 8 Juni 1967. Sejak itu pemerintah Israel membangun pemukiman Yahudi secara besar-besaran dengan bantuan dari Organisasi Zionis Internasional, bank-bank Yahudi dan berbagai lembaga atau yayasan Yahudi di seluruh dunia. Khusus terhadap Baitul Maqdis dilakukan peng-Yahudian secara besar-besaran.
Sejak jatuhnya Baitul Maqdis pada Juni 1967, Israel telah melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan menyakitkan hati umat Islam terhadap masjid al-Aqsha. 1) Menciptakan ritual baru di dinding Masjid al-Aqso yang disebut "Dinding Ratapan" satu bentuk peribadatan baru yang tidak tertulis didalam kitab Taurot, Talmut maupun kitab-kitab kuno para pemimpin agamanya. Kawasan tersebut dirampas dari umat Islam. 2) Membakar masjid al-Aqsha pada tahun 1969. 3) Menggali berpuluh-puluh terowongan dan menciptakan ruang-ruang khusus untuk ritual, musium dll yang berada tepat dibawah masjid al-Aqsha. 4) Membangun sebuah kota agama untuk para wisatawan asing maupun lokal, dan bisa dinikmati oleh para pengunjung khususnya para generasi muda Yahudi. 5) Israel sengaja membuat kota wisatawan itu dari batu-batu buruk dan arsitektur klasik yang seakan-akan menggambarkan bahwa ia telah berusia ratusan tahun, gunanya untuk mengelabuhi para wisatawan dan khususnya generasi baru Yahudi bahwa Haikal Sulaiman itu memang wujud dibawahnya. 6) Mengizinkan para wisatawan asing maupun lokal untuk memasuki masjid al-Aqsha. 7) Melarang umat Islam yang berusia dibawah 44 tahun memasuki dan solat didalam masjid al-Aqsha. 8) Mendirikan pemukiman-pemukiman baru bagi warga Yahudi yang dekat dengan masjid dengan cara merampas tanahnya dari para pemiliknya bangsa Palestina. Sehingga Masjid al-Aqsha sekarang sudah mulai terkepung dengan pemukiman-pemukiman baru warga Yahudi. 9) Membangun tempat-tempat maksiyat semisal cafe-cafe untuk berdansa dan meminum-minuman keras persis di depan mihrab masjid al-Aqsha.
Pada saat ini Israel terus melakukan bentuk-bentuk aksi terorisme terhadap bangsa Palestina dan telah berkembang, baik kuantitas maupun kualitas baik waktu maupun tempatnya. Diantaranya adalah, pembunuhan terencana, memprovokasi dan menyerang warga Arab dimana saja, penghancuran masjid, bis dan kendaraan-kendaraan pribadi, rumah dan fasilitas umum, penyiksaan fisik, embargo ekonomi, penculikan, pembantaian sistematis, pengrusakan areal pertanian dengan racun maupun bouldoser, membunuh ternak, menghancurkan pusat-pusat perdagangan, mengebom sarana-sarana umum, meruntuhkan rumah-rumah penduduk dan lain-lain. Aksi terorisme yang masih baru adalah Pengahancuran Jenin, Pembunuhan para tokoh Hamas semisal Ahmad Yasin, Abdul Aziz Rantisi, pengeboman satu bulan penuh Libanon Selatan, penculikan dan pemenjaraan 40 ahli dewan dan 35 setingkat camat dan bupati dari Hamas tanpa adanya satu alasan dan bukti, aksi-aksi ini terus memuncak sehingga hari ini. Aksi kejahatan yang paling baru adalah penangkapan 33 tokoh-tokoh penting Hamas.
Ya Allah berilah kami kekuatan untuk bisa menolong sodara-saudara kami yang tertindas di Masjid al-Aqsha..., kuatkanlah azam mereka..., berikanlah mereka kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi musuh-musuh-Mu dan musuh nabi-Mu...Kembalikanlah masjid al-Aqsho ke dalam enggaman kami,... Wahai Zat yang Maha Perkasa....
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالْحِكْمَةِ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah ke dua
الحمد لله له الملك وله الحمد وهو عل كل شيء قديرBisa ditambahkan sendiri. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ وَنَصَرَهُ وَوَالاَهُ. أَمَّا بَعْدُ,
فَيَا عِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Masjid al-Aqsha sekarang telah tertawan oleh kebuasan Israel di tengah-tengah lalainya bangsa Arab Muslim yang jumlahnya hampir seratus juta, atau satu milyar umat Islam di seluruh dunia. Al-Quds memerlukan para mujahid sejati semisal Umar bin al-Khottob yang berhasil membukanya dari tangan-tangan kolonialis Romawi Timur yang zalim untuk dilestarikan kesuciannya dijaga kehormatannya sebagaimana dahulu berada dibawah jagaan para ambiya'. Al-Quds memerlukan pejuang gagah berani semisal Solahuddin al-Ayyubi yang menyatukan umat Islam sehingga berhasil memerdekakannya dari tangan-tangan tenara salib yang telah mengotorinya hampir sembilan puluh tahun. Umat Islam adalah penerus mata rantai risalah perjuangan para ambiya' dengan akidahnya yang lurus, oleh karena itu sudah tentu mereka yang paling berhak menjaga kesucian dan kehormatan masjid al-Aqsha tersebut. Kita berdoa semoga masjid al-Aqsha cepat dikembalikan oleh Allah s.w.t ketangan umat Islam.Kaum muslimin dan muslimat sekalian
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.
اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ
Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu..
اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين
Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين
Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّاروصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ

JEPANG MAJU, MENGAPA MESIR TIDAK?

Kalau kita mengamati sepintas perkembangan bangsa-bangsa di dunia sekarang ini, kita akan merasa prihatin. Negara-negara yang mayoritas penduduknya umat Islam berada di urutan paling belakang. Negara yang dianggap paling maju diduduki oleh negara yang mayoritas beragama nasrani, disusul oleh negara penganut sintoisme, dan penganut Budha, kemudian diikuti oleh negara penyembah 'sapi'. Sedangkan negara-negara yang mayoritas muslim selalu menjadi puritan.Mayoritas Ulama-ulama muslim sering berdalih bahwa keterbelakangan umat Islam ini disebabkan oleh penjajahan negara-negara Barat yang menimpa umat Islam , mulai dari Marokko di sebelah barat sampai ke Marauke di sebelah timur. Sebagian lain berpendapat bahwa kemunduran umat Islam terjadi akibat konsep tawakkal yang keliru dan gerakan sufisme yang berpangkal pada zuhud, dalam artian meninggalkan dunia demi akherat. Ada sekelompok cendekiawan muslim yang melihat kemunduran umat Islam ini disebabkan jauhnya kaum muslimin dari ajaran murni Islam. Barangkalai di sana masih banyak pandangan lain yang amat dipengaruhi oleh keahlian dan spesialisasi masing-masing.
SUATU PERBANDINGANSejak seratus lima puluh tahun yang lalu Jepang masih merupakan masyarakat feodalis yang terbelakang. Sedangkan pada saat itu, sebuah negara yang mayoritas berpenduduk muslim yaitu Mesir, telah memulai langkahnya ke arah kemajuan, pengembangan ilmu pengetahuan dan membangun dunia modern. Penguasa saat itu yaitu Muhammad Ali Basya memahami betul masalah pendidikan dan menyadari apa saja yang bisa mendorong bangsanya ke arah kemajuan dan keluar dari kebodohan dan keterbelakangan.Muhammad Ali telah menyadari hal ini pada dekade tiga puluhan abad 19 yang lalu. Beliau mengutus putra-putra bangsanya yang pilihan ke beberapa negara Eropa yang telah maju khususnya Perancis, Jerman dan Inggris.Putra-putra terbaik Mesir yang tugas belajar ke luar negeri ini terbelalak matanya ketika melihat kemajuan dan gemerlapannya kebudayan Barat, sebagaimana orang-orang Eropa dahulu terperanjat melihat kemajuan peradaban Islam ketika mereka datang untuk menyerang kaum muslimin di Baitul maqdis.Putra-putra Mesir ini setelah kembali dari Eropa membawa ilmu pengetahuan dan menerapkan sistem pendidikan yang ada di Eropa. Mesir mulai memasuki era baru ; memperluas pendidikan, memperhatikan industri, membangun jembatan-jembatan guna kelancaran transportasi, memperbanyak sarana irigasi, melatih dan meningkatkan kualitas tentara dan bidang-bidang lain dari aspek kehidupan . Ini terjadi pada dekade tiga puluhan abad 19. Di timur jauh , Jepang modern masih nyenyak tertidur. Baru setelah empat puluh tahun dari kebangkitan Mesir di bawah pimpinan Muhammad Ali, Muncul seorang imperator Jepang yang memiliki otak cemerlang dan kemauan keras. Ia goncang bangsa jepang yang sedang dibuai mimpi untuk melangkah ke arah kemajuan . Imperator itu bernama MEIJI (1878 - 1912). Beliau mengirim pelajar-pelajar Jepang ke berbagai negara yang dianggapanya telah maju di bidang ilmu pengatahuan dan teknologi. Di antaranya adalah negara Mesir.Hari terus bergulir sehingga bulan dan tahunpun terus berlalu ....Tiba-tiba sekarang ini Mesir, Baghdad, Damaskus dan sekitarnya diklasifikasikan dalam negara-negara terbelakang, sedangkan Jepang yang pernah mengirimkan pelajarnya ke Mesir untuk mencari ilmu , menjadi negara maju .Mengapa bisa terjadi demikian ? BELAJAR DARI JEPANG
Kesuksesan Jepang dalam membangun kembali masyarakatnya yang hancur berantakan akibat perang dunia kedua, sering diidentikkan dengan sistem pendidikan Jepang yang istimewa. Sebenarnya , perlu di catat di sini bahwa sistem pendidikan yang berlaku di Jepang bukanlah suatu yang baru muncul setelah perang dunia kedua tetapi merupakan hasil perkembangan beberapa abad sebelumnya, khususnya pada masa atau periode TOKUGAWA yang membentang dari tahun 1603 - 1868.Studi-studi Barat modern menyimpulkan bahwa periode 'Tokugawa' memiliki andil amat besar dalam menciptakan kemajuan dan pertumbuhan Jepang modern.Ajaran-ajaran pemikiran Konfusius (Confucian System)yang berlaku di Jepang pada masa pemerintahan Tokugawa , amat mementingkan masalah pendidikan bahkan memprioritaskannya dalam agenda pembangunan negara. Hal ini adalah Wajar, karena lima ajaran Moral Konfusius mengutamakan pendidikan, Urutan lima ajaran tsb. adalah sbb.: Belajar, mencintai kebaikan, berlaku adil, bergaul dengan baik dan berkepribadian yang integral.Pada tahun 1615 Tokugawa Ieyasu mengeluarkan suatu peraturan yang menyatakan bahwa belajar "seni berdamai" sama dan sejajar dengan belajar "seni berperang", keduanya harus dipelajari dan harus dikuasai dengan baik.Atas dasar seruan ini, Pemerintah Jepang memberi subsidi besar kepada lembaga-lembaga pendidikan untuk mendidik pelajar menjadi ahli perang. Pada tahun 1630 di Tokyo didirikan Lembaga Konfusius (Confucian College) yang diberi nama 'Shoheiko'.Orang-orang awampun mendapatkan perhatian penguasa Tokugawa, mereka diharuskan belajar di tempat-tempat yang biasa disebut dengan 'Terakoya' (Temple schools).Ronald Dore , peneliti bidang pendidikan masa Tokugawa, menyebutkan bahwa pada masa Meiji, orang-orang Jepang sudah amat sedikit yang tidak mengenal tulis baca. Dan bila dibandingkan dengan negara-negara maju saat itu Jepang masih lebih unggul.Dore mngatakan ,ada satu hal penting yang perlu dicatat di sini, bahwa orang-orang Jepang "Sudah belajar bagaimana cara belajar", mereka siap dan menyiapkan diri secara psikologis untuk maju ke depan dengan cepat kapan dan di manapun ada kesempatan.Jepang menggunakan 12% dari APBNnya untuk kepentingan pendidikan sedangkan untuk Persenjataan hanya 7,7% saja. Berbeda dengan amerika yang membelanjakan anggaran untuk persenjataan tujuh kali lipat dari anggaran pendidikan. Pada tahun 1976, 92% dari murid SD 9th. meneruskan studinya sampai tingkat perguruan tinggi.Jepang sekarang memiliki 1000 Perguruan Tinggi yang diikuti oleh dua juta mahasiswa. Artinya, 40% dari pemuda Jepang mengikuti pendidikan tinggi di sana.Lain dari pada itu , orang-orang Jepang adalah orang yang amat gemar membaca. Dalam bis kota dan kereta kita lihat sejumlah besar orang jepang yang asik membaca. Mereka bukan saja membaca surat kabar akan tetapi majalah dan buku-buku juga dilalabnya.
JEPANG MAJU MESIR TERBELAKANG
Hari terus bergulir, bulan berubah menjadi tahun dan tahunpun menghimpun diri menjadi abad. Sekarang kita saksikan Jepang sejajar dengan negara-negara maju sedangkan Mesir dikatagorikan ke dalam negara dunia yang sedang berkembang. Mengapa demikian ? Apakah karena penduduk Mesir mayoritas beragama Islam sehingga mundur seperti negara-negara lain yang mayoritas berpenduduk muslim ? Rasanya tidak adil bila kita langsung memfonis bahwa Islam dituduh sebagai penyebab kemunduran Umat sebelum kita meneliti apakah benar ajaran-ajaran Islam itu menentang perkembangan ilmu dan mengekang kreatifitas rasio seperti yang sering dituduhkan kaum orientalis terhadap Islam dan umatnya. Berabad-abad umat Islam memegang supremasi dunia khususnya dari sejak abad pertama Hijrah sampai mundurnya umat Islam dari benua Eropa kembali ke Afrika , yang disusul kemudian oleh ekspansi Barat ke naegara-negara Islam. Mereka mencapai puncak kejayaannya tatkala mereka berpegang teguh pada Islam, melaksanakan ajaran-ajarannya dan menebarkannya ke penjuru dunia. Dan ketika umat Islam renggang dari Islam , tidak memahami ajaran-ajarannya, tidak mau menuruti tuntunannya dan lebih menyenangi harta duniawi yang fana,umat Islam mulai diserang kelemahan dan kemunduran. Benarlah sabda Rasulullah yang menyatakan :AL ISLAMU YA'LU WALAA YU'LAA 'ALAIH (Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya).Jadi yang tinggi itu adalah Islam . Sedangkan umatnya tergantung mereka sendiri. Bila mereka berpegang teguh pada Islam, akan ikut terbawa tinggi , tapi sebaliknya bila mereka melepaskan Islam atau tidak berpegang teguh pada Islam, mereka akan melorot tidak terbawa naik.Wallahu min warooil Qoshd.(Disadur dari artikel Ust Achmad Satori Ismail)